Senin, 28 Januari 2013

TENTANG SKENARIO FILM


Yapsssss....
Halaman yang baru aku buat ini punya judul yang cukup berat : Tentang Skenario Film....
Berapa berat? tergantung.....tergantung seberapa pinternya penulis tersebut....!!!!!?? 
Aku penulis, ... apapun sanggahannya aku ga mau ngalah, pokoknya aku ini penulis.
Entah penulis diary, penulis blog, penulis catatan meeting, penulis puisi, penulis iseng atau ......whateverlahhh.....
Yang pasti penulis amatiran seperti akupun punya hak bermimpi untuk menjadi penulis beneran ^^......
 Nahh, daripada banyak mimpi tapi banyak juga ga jelasnya...lebih baik mari kita mulai mengenal apa skenario itu? cara buatnya.....dan gimana bikin skenario yang bagus....
Yukk ahh cekidot.................. !!!

Skenario, adegan layar (screenplay) atau naskah film ialah cetak biru yang ditulis untuk Film atau  acara televisi. Skenario dapat dihasilkan dalam bentuk olahan asli atau adaptasi dari penulisan yang sudah ada seperti hasil sastra....novel misalnya.....
Formatnya disusun sedemikian rupa sehingga 1 halaman biasanya menghabiskan waktu 1 menit ( 1 menit film ). Tulisan standar untuk skenario adalah courir new ukuran 12. Terdapat sejumlah program komputer yang dibuat khusus untuk membuat skenario, seperti Celtx, Dream Script, Final Draft, Movie Outline 3.0, Fivesporckets, Montage dll.

Naskah film merupakan salah satu karya sastra yang memiliki kesamaan struktur dengan drama. Sebuah naskah film juga memiliki latar, plot, penokohan, dan tema. Hanya saja, teknik penulisannya sedikit berbeda dengan penulisan drama. Dalam sebuah naskah film, tidak terlalu banyak monolog seperti dalam drama, dan penokohan lebih banyak digambarkan dengan dialog-dialog antar tokoh dalam naskah tersebut, karena hasilnya nanti adalah visualisasi dari naskah film itu sendiri..... 
Nah, untuk teknik menulis skenario itu sendiri diantaranya adalah :


1. IDE CERITA
 kayaknya soal ide cukup jelas deh, sebelum kita membuat skenario, jelas kita sudah punya satu tahap mapan untuk ide yang ingin kita tuangkan. Misalnya, skenario tentang percintaan beda suku, kisah bandar narkoba dan sebagainya

2. BASIC STORY
Ini intinya cerita dasar, dari ide yang sudah kita dapat baiknya kita kembangkan lagi menjadi ide-ide dasar yang akan menjadi pondasi dalam penulisan selanjutnya. Basic story ini biasanya hanya cukup satu halaman berisi dengan tempat, waktu, cerita inti, problem-problem dan penyelesaian yang dipaparkan secara singkat dan padat.

3. KARAKTER
Tokoh-tokoh yang muncul dalam isi skenario harus memiliki ciri khas atau karakteristik yang berbeda antara tokoh yang satu dengan yang lainnya. Hal ini bisa kita ambil dari cara berbusana, fisik, sifat, prinsif, kebiasaan dan hal lainnya yang menyangkut  diri si tokoh tersebut.

4. LOKASI
sudah sangat jelas, set lokasi dan waktu sangat penting ditentukan dalam membuat sebuah skenario. Kita ada dimana, memakai busana apa, tata cahaya seperti apa dan harus ada kejadian apa. Pengaturan set waktu dan lokasi sangat berguna sebagai petunjuk set builder.

5. PLOT
Plot atau alur cerita tidak hanya ada di skenario film. Dalam cerpen, drama dan karya lainnya pun harus menggunakan plot sebagai pengatur cerita. Alur yang digunakan dalam skenario filmpun sama yakni : set up atau awal konflik, confrontation atau komplikasi masalah, dan resolution atau penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario.

6. OUTLINE
Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot


7. SCENE
Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. Scene heading umumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT singkatan dari interior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan. sedangkan EXT singkatan dari exterior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan
8. ACTION
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene atau adegan yang merupakan penjabaran dari outline yang sudah dibuat sebelumnya.
9. DIALOG & PARENTHETICAL
Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O), sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen (O.S).

10. ATURAN BAKU
Dalam menulis skenario terdapat beberapa aturan baku, di antaranya:
1. Font Courier New
2. Ukuran/size 12.
3. Spasi satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua
Ketiga format dasar di atas ada hubungannya dengan durasi film. Secara internasional sudah diakui bahwa dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan satu menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam.
Pernyataan ini pun sebenarnya masih tergantung juga pada seberapa detil penjelasan visual di skenario tersebut, dan berapa perbandingan antara penjelasan visual/action, dengan dialognya
11. ISTILAH PENTING
Ø BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya, untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail, seperti anting tokoh.

Ø CU (CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat. Biasanya, untuk menegaskan detail sesuatu seperti ekspresi tokoh yang penting, seperti senyum manis atau lirikan mata. Tokoh biasanya muncul gambar wajah saja.
Ø COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan jeda ini, dengan memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap menunggu adegan berikutnya.
Ø CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi
Ø CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali ke tempat sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat, lalu berpindah ke tempat lain, dan kembali ke tempat semula.
Ø CUT TO: Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda atau kelanjutan adegan di hari yang sama.
Ø DISSOLVE TO: Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum berpindah ke adegan berikutnya.
Ø ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat ESTABLISH saja.
Ø EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan.
Ø FADE OUT: Perpindahan gambar dari terang ke gelap secara perlahan.
Ø FADE IN: Perpindahan gambar dari gelap ke terang secara perlahan.
Ø FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan gambar tayangan sekarang.
Ø FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang melamun.
Ø FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi pada tokoh utama dan dapat membuat penonton penasaran sehingga membuat penonton bersedia menunggu kelanjutannya.
Ø INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.
Ø INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam satu kesatuan cerita.
Ø INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
Ø LS (LONG SHOT): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
Ø MAIN TITLE: Judul cerita pada sinetron atau film.
Ø MONTAGE: Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan mengalir. Bisa juga menunjukkan beberapa lokasi yang berbeda, tetapi merupakan satu rangkaian cerita.
Ø OS (ONLY SOUND): Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan tokoh yang mendengarnya.
Ø PAUSE: Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.
Ø POV (POINT OF VIEW): Sudut pandang satu atau beberapa tokoh terhadap sesuatu yang memegang peranan penting untuk tokoh yang bersangkutan.
Ø SCENE: Berarti adegan atau bagian terkecil dari sebuah cerita.
Ø SLOW MOTION: Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang dramatis.
Ø SFX (SOUND EFFECT): Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel sekolah, dll.
Ø SPLIT SCREEN: Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.
Ø TEASER: Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa penasaran penonton agar terus mengikuti cerita.
Ø VO (VOICE OVER): Orang yang berbicara dalam hati. Suara yang terdengar dari pelakon namun bibir tidak bergerak.

Nah, jadiiiii......teknik penulisan skenario  kurang lebih seperti penjabaran dalam tulisan ini. Mungkin segala kekurangannya para blogger bisa menambahkan sendiri  dehhhhhhh^^.....
Selain teknik di atas, penulis skenario juga mesti orang yang kuat, kuat fisik dan batin. Kuat fisik karena setiap penulisan ditarget  mengejar jadwal syuting. Biasanya temen-temenku yang sudah ahli dalam menulis, mereka menyelesaikan skenario itu maksimal 2 hari untuk skenario berdurasi dua jam, yang artinya sekitar 100 sampai 150 halaman. Wooow kebayang kan gimana caranya inspirasi mereka bisa berjatuhan tepat di atas keyboard komputer.....^^, tinggal comot dan ketik..... 
Sedangkan untuk kuat batin,....yaaaaa harus nerimo dan legowo kalo-kalo skenario yang udah kita buat dua hari dua malam itu balik lagi untuk direvisi. Wong revisinya aja berkali-kali, tahan batinnya juga harus berlapis-lapis. Belum lagi kalo pihak produksi nanyain hasil skenario yang belum kelar, ngejar-ngejarnya udah pasti pake urat. Siap diomeli, siap dikritik dan siap segalanya.....^^. Penulis skenario itu adalah manusia baja, siang malam siap dihantam...jiahhhhh ^^. Tapi untungnya, sebuah doa menjadi senjata penulis untuk terus berkarya....

So, ayuk atuh belajar menulis skenario film......


Buat sekedar motivasi : " Jika kamu bukan sarjana dan anak orang kaya, jadilah penulis! "



By. Faiha Ansori

Sabtu, 26 Januari 2013

CERPEN : PEREMPUAN HEBAT

PEREMPUAN HEBAT




Oleh : Faiha Ansori

Aku selalu memanggil dia perempuan hebat. Perempuan yang selalu membawakan senyuman setiap ia memiliki rasa sakit, perempuan yang tidak pernah mengeluh meskipun selalu disakiti, perempuan yang selalu memberikan kasih sayangnya dari hati. Dia sangat tulus, setulus tetesan embun pagi yang selalu menyejukan ubun-ubun kepalaku hingga ke dasar hati. Dia itu adalah makna dari kehidupanku, ketika dia hilang, itu sama saja dengan membunuh kehidupanku pelan-pelan. Sekali lagi, dari ujung langit-langit malam aku bersorak, engkau memang perempuan hebat!
***
Pagi itu matahari mulai menggantung tersipu, aku mengintipnya dari balik tirai kusam yang sudah dihiasi sisa asap dari kepulan api lampu tempel. Sesekali aku hirup angin yang berlalu-lalang dengan anggun, namun sayang, kenikmatan itu berhenti sesaat ketika perempuan hebat-ku sedang menunduk terisak di bawah jemuran kain samping. Hmmh, ini memang sudah menjadi sarapan setiap pagi. Sebelum aku memakan sesuap nasi putih sebagai sarapan, sebelumnya aku harus menahan rasa getir melihat kesedihan perempuan hebat itu sebagai hidangan pembuka. Mungkin karna itulah sampai saat ini aku masih kurus kerontang seperti ini.

Dengan sigap aku hampiri perempuan hebat itu. Aku ambil sapu tangan kusut dari saku seragamku. Kuhapus pelan-pelan air matanya sambil berusaha menghiburnya. Lalu dia tersenyum sesaat dan lagi-lagi memberikan pancaran kasih sayang yang tidak terkira.

“ Jadilah orang pinter ya, nak! Jangan pernah kecewakan ibu, “

Aku mengangguk dengan begitu bersemangat.
“ Akan kuhadiahkan piala-piala buat ibu, nilai yang bagus buat ibu, piagam-piagam buat ibu, dan kalau aku sudah sukses akan aku buatkan untuk ibu rumah yang bagus, “
Aku memeluk perempuan hebat itu dengan penuh rasa cinta. Ternyata aku menjadi manusia paling beruntung memiliki perempuan hebat sepertinya. Dia membelaiku dan sesekali mengecup kepalaku.
Sesaat aku rasakan, beban yang selama ini ia tanggung begitu berat masih saja ia simpan dengan senyum di balik hatinya yang rapuh. Hari ini mungkin ia dimaki-maki bapak, besok hari mungkin ia melihat bapak selingkuh, lusanya dia kena pukul tangan bapak, dan hari-hari berikutnya entah apalagi yang harus dia terima. Tapi sekali lagi ia tidak pernah mengeluh di hadapanku ataupun saudaraku yang lain. Sayang, umurku baru sepuluh tahun. Aku masih belum berani mengajak ibu pergi meninggalkan bapak. Aku masih belum berani menjamin kehidupan ibu agar bisa lebih baik dari sekarang. Karna itu, aku segera ingin pintar dan sukses seperti apa kata ibu. Perempuan hebat-ku, tetaplah jadi bintang dalam hidupku untuk menerangi setiap langkahku yang gelap, batinku. Lalu dengan wajah gamang kusentuh telapak tangannya.
“Bu, ibu masih sedih?”
“Ibu tidak akan pernah sedih nak, kamu tahu kenapa?”
Aku menggeleng pelan.

“Karna ibu memiliki kamu, “
“Benarkah ibu tidak sedih?”
Aku menatapnya tajam.
Dia hanya tersenyum, kemudian membalikkan badan. Aku yakin dia menangis. Aku yakin itu.
***
Kali ini matahari menghajarku habis-habisan. Beberapa peluh dan keringat bercampur membanjiri leher dan tubuhku. Namun aku masih berlari-lari dengan begitu bersemangat. Sepatu merk Warrior jaman dulu yang aku pakai sudah hampir lepas dan sobek. Aku tak peduli, aku ingin memberikan kado special untuk perempuan hebat-ku.

Langkahku mendadak terhenti, perempuan hebat itu tidak berdiri di depan pintu menungguku. Mendadak menjadi khawatir atau semacam takut yang sedikit menggila. Aku lihat ibu terkapar di tempat tidurnya. Asmanya selalu kambuh, dan sekarang sebagian tubuhnya sudah hampir tak bisa digerakkan. Namun dia masih tersenyum melihat kehadiranku.
Perlahan aku berikan raportku padanya, dia tersenyum bangga.
“ Alhamdullilah, kamu juara lagi, Nak!”
Aku mengangguk sambil menahan rasa iba.
“ Ibu kenapa?” Lagi-lagi dia tersenyum.
“ Ibu tidak apa-apa, nak. Ibu cuma lelah, “
Aku hanya terdiam iba ketika perempuan hebat itu dengan antusias melihat satu per satu nilai raportku. Dia begitu terlihat bangga. Tapi aku yakin dibalik itu sebenarnya dia sedang menderita. Dia lelah bukan karna tenaganya yang terkuras habis. Dia lelah karna kehidupan yang begitu pahit yang harus dia terima. Memar-memar di paha dan betisnya akhir-akhir ini selalu menjawab semuanya kalau dia itu selalu disakiti. Batinnya yang selalu menjerit dalam kelam malam itu seakan bicara kalau dia tidak mau dikhianati. Ya Allah, kenapa kau berikan seorang laki-laki bejad seperti bapak untuk perempuan sehebat ini?


Perempuan hebat itu mengulurkan kedua tangannya untuk memelukku. Aku lihat tangan kanannya bergetar-getar seperti menahan sesuatu. Aku semakin khawatir, perempuan hebatku harus menjadi seperti ini. Aku yakin dia sakit. Aku yakin batinnya sakit. Aku yakin,… dia benar-benar tersakiti.
Buru-buru aku memeluknya dan terisak dipangkuannya. Aku menangis karna aku benar-benar tak kuasa melihat raga ibu yang semakin hari semakin menyedihkan.
“ Ibu tidak boleh berdagang lagi, ibu tidak boleh kerja lagi, ibu tidak boleh memikirkan bapak lagi, ibu harus sembuh, ibu harus sembuh, “
Tangisku meledak dalam pangkuannya. Entah kenapa dia memaksaku untuk diam. Dia sama sekali tidak mengijinkan aku untuk menangis. Dia begitu tega tidak mengijinkan aku bersedih untuknya sendiri.
“ Nak, ketika kamu jatuh, jatuhlah! Tapi ketika harus terbangun, bangunlah sendiri. Itu artinya kamu harus mandiri. Jika suatu saat nanti kamu kehilangan ibu, kamu sudah siap menjalani kehidupan ini sendirian. Kamu harus jadi anak yang kuat, kamu tidak boleh menangis, “
Aku tahan tangisanku ketika mendengar perempuan hebat-ku berbicara dengan nafas beratnya. Mencoba menjadi karang seperti apa yang ia katakan, mungkin aku masih belum mampu. Apalagi harus menjadi perempuan hebat setegar dia. Mungkin ketika aku jatuh, aku harus mencari ranting atau uluran tangan seseorang, atau bahkan harus menangis merengek-rengek meminta bantuan orang lain. Karna aku bukan perempuan hebat seperti ibu. Aku hanya seorang anak yang tidak mau kehilangan cahaya hatinya. Aku hanya seorang anak yang masih ingin dipeluk setiap pagi oleh ibunya. Aku hanya seorang anak yang akan menangis ketika dia kehilangan sesuatu yang dicintainya.
Ibu membelaiku dengan sayang. Dia selalu menatapku begitu dalam seperti itu.
“ Tolong bu, jangan tatap aku seperti itu lagi,” desisku.
“ Kenapa, nak? “
“ Aku takut jadi pemberani, “

“ Kenapa harus takut? ”
“ Karena ketika aku jadi pemberani nanti, ibu pasti akan meninggalkan aku, “
Mendadak perempuan hebat itu terdiam dengan pandangan sayu.
“ Setiap orang harus pergi, nak. Suatu saat ibu juga akan pergi. Karena ibu sayang sama kamu, karena itulah ketika ibu harus pergi… maka ibu akan pergi, “
Aku semakin menunduk, merasa kalah oleh keadaan. Kubasahi raportku dengan tetesan air mataku.
“ Sekali lagi ibu bilang, kamu jangan nangis, nak! “
Mata ibu mengiris tatapanku. Dan aku terpaku seketika.

“ Aku menangis, karna merasa disayang seperti ini, disayang untuk ditinggalkan. Kalau begitu lebih baik ibu tidak menyayangiku, “
“ Jangan bicara seperti itu, nak. Meskipun ibu tidak tahu kapan ibu akan meninggalkan kamu, tapi ibu yakin suatu saat kamu pasti mengerti. Jika ibu terus-terusan bersamamu itu tandanya ibu tidak memberikan kesempatan untukmu mempelajari arti kehidupan. Ibu ingin kamu hidup bahagia dan sukses untuk ibu, “
“Untuk ibu?” aku berdesis pelan, “ aku harus sukses untuk ibu, harus bahagia untuk ibu, kenapa ibu harus sejahat ini? “
“Ibu tidak jahat, nak. Ibu sayang sama kamu, “

“Ibu selalu menyuruhku bahagia. Ibu selalu menyuruhku untuk selalu senang. Tapi kenapa ibu tidak pernah mengijinkanku menangis? Bahkan ketika aku menangis karna melihat ibu sedih pun, ibu tidak pernah mengijinkanku,”
“ Kamu salah nak, ibu tidak pernah bersedih, “

“ Kenapa harus bohong?”
“ Ibu tidak bohong, “
Aku mendadak kesal bercampur sedih, aku segera beranjak meninggalkan tempat itu. Aku tidak tahan berdebat untuk kehidupanku yang satu ini. Aku ingin menjadi perempuan hebat sepertinya, namun aku juga tetap ingin menjadi anak manis yang selalu merindukan kasih sayang ibunya.

“ Mau kemana, nak? “
Aku terpaku. Aku diam sambil mengusap air mata.

“ Kemarilah, nak! “ dia mengulurkan tangannya.
“ Aku tidak mau bu, “ aku masih memunggunginya.
“ Kalau kamu ingin menangis, menangislah dipangkuan ibu sekarang, “
Suaranya semakin datar dengan nafas yang tersengal. Mataku langsung berbinar. Aku segera membalikkan badan ke arahnya dan segera berlari ke pelukannya.
“ Menangislah nak, “
***
Empat tahun sudah, ini adalah sebuah perjalanan panjang untuk perempuan hebatku. Perjalanan dengan tangan dan kaki yang mati sebelah. Perjalanan dengan segala cacian dari suami tercinta, perjalanan hidup yang penuh perjuangan untuk selalu bisa tegar di hadapan dunia. Aku mulai benar-benar kalah dengan keadaan ini. Aku pasrah, dan ibu benar, semuanya harus diawali dari sekarang. Aku harus membahagiakan ibu ketika aku harus berusaha tersenyum menjalani semuanya. Tanpa keluh kesah dan rasa sedih. Semakin hari kondisinya semakin memburuk. Aku tidak pernah tahu apakah bapak juga peduli dengan perempuan hebat itu. Aku semakin merasa takut, terlebih ketika aku masih belum mampu memberikan yang terbaik untuknya. Perempuan hebatku benar-benar lumpuh. Aku hampir tidak percaya, mengapa tuhan memberikan ujian ini pada ibu yang selalu berbakti pada suaminya. Aku hampir tidak percaya mengapa Tuhan tidak memberikan rasa sakit itu untuk bapak yang selalu menyakiti ibu? Tuhan tahu tidak, senyum ibu itu sungguh seyum kehidupan?
****
Tanggal 8 Oktober itu masih menciut di tengah dingin mendung yang menyelimuti desaku. Aku masih belum faham mengapa angin mendadak bersemilir begitu dingin menusuk sum-sum tulangku. Aku masih belum faham mengapa hanya awan hitam yang menantang angkuh di balik gunung itu. Buru-buru aku tutup gorden kumalku. Aku tidak mau berfikiran yang tidak-tidak. Saat itu aku baru saja pulang mengaji, seperti mau ibu, aku harus bisa ngaji, karna itulah aku mulai belajar. Aku harus memulai semuanya dari awal, agar aku bisa menjadi karang seperti mau ibu. Agar aku bisa menjadi tegar seperti mau ibu. agar aku bisa menjadi perempuan hebat…. Itu seperti apa kata hatiku.

Malam itu juga aku mengaji untuknya. Aku berharap ibu mau mendengarkan aku. Meski dengan suara serak dan terbata-bata, entah bagaimana aku bisa melantunkan surat Yassin berkali-kali. Sampai tak terasa waktu sudah hampir pagi. Aku masih memandangai wajah ibu yang masih tertidur. Dia terlihat sangat cantik dan bercahaya. Ada berjuta ketenangan dalam tidurnya yang indah. Sesaat aku ingin menyelami wajah bidadari yang menjelma menjadi perempuan hebat-ku.
“ Bu, ibu cantik sekali, “ batinku. Namun mendadak aku baru sadar kalau ibu sudah tidak bergeming. Bahkan nafasnya yang naik turun sudah tidak aku lihat lagi. Aku mulai panik. Saudara-saudaraku datang berhamburan sambil menangis. Ternyata kecerahan raga dalam tidurnya adalah pertanda kedamaiannya yang abadi.
“ Dia bukan tidur, dia sudah meninggal, “ seseorang berbicara seperti itu.
“ Inalillahi…, “ Mendadak persendianku remuk dan darahku berhenti. Aku seakan ditimbun batu-batu gunung yang besar dan berat.
“ Ini tidak mungkin, ini tidak mungkin, ini tidak mungkin! “ teriakku.

Aku lunglai di bawah kaki ibu. aku menciumi kaki ibu berulang-ulang sambil tak kuasa menahan tangis.

“ Bu, jangan tinggalkan aku, “

Aku menjerit sebisa-bisanya, berusaha protes untuk suratan yang tidak pernah kukehendaki. Kubersujud sebisa-bisanya memohon kepada-Nya mengembalikan ibu seutuhnya. Aku meronta sebisa-bisanya berharap tak ada satupun yang bisa memisahkan aku darinya. Namun sesaat kulihat sosoknya begitu damai, ternyata perempuan hebatku lebih bahagia dengan kepergiannya daripada hidup menderita bersamaku. Ya, dia harus pergi. Harus pergi!
****
Akhir Oktober 2002, saatnya melukis suatu impian dalam tidur yang tidak nyata. Bahkan impian-impian sesederhana apapun, untuk kali ini aku tidak punya nyali.

Aku masih berlari-lari dengan sepatu warior jebolku disaat matahari menghajarku habis-habisan. Aku bermandikan peluh dan keringat. Tapi aku masih terus berlari dengan begitu bersemangat. Aku ingin memberikan kado special untuk perempuan hebatku.
Namun sekali lagi aku terpaku di depan pintu. Tidak ada siapa-siapa. Tidak ada ibu, tidak ada impian ibu, tidak ada cahaya ibu, tidak ada senyuman ibu,…. Dan tidak ada perempuan hebatku! Aku melihat ngilu buku raport yang sudah terkena tetesan keringat. Kutelan bulat-bulat rasa pahit yang kuterima saat ini. Kekosongan hati tidak akan pernah terisi lagi. Tidak akan pernah kutemukan lagi sesosok bidadari yang menjelma dalam jiwa perempuan hebatku. Tidak akan ada lagi seseorang yang akan tersenyum dibalik pintu dari setiap nafas impianku. Aku akan merindukannya, rindu yang tidak pernah bisa terbalas. Seperti menunggu matahari muncul dalam kelam malam yang pekat. Atau menunggu tetesan embun terjatuh di siang yang terik. Aku mulai tergugu dalam kesendirian. Mencoba memaknai segala rindu, kasih dan cinta yang kian hilang.

Sejujurnya aku ingin marah.


Pelan-pelan ada angin bersiul simpul dibalik selaput gendangku. Dia menyibak-nyibakkan pipi dan mataku. Ada getir yang kian merajam setiap arteriku . Semuanya mendadak berhenti.


Aku membalikkan badan.

Aku menangis.



Cikarang, 21 Juli 2009 20.16 PM
Memory 8 October 2002

- - Untuk bunda tercinta di alam sana - -
Aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu